PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) sukses melaksanakan salah satu agenda penting untuk menjaga dan meningkatkan kehandalan operasional di salah satu area operasinya yaitu PGE Area Lahendong di Sulawesi Utara.
Agenda tersebut adalah pelaksanaan Turn Around Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Unit 5 dan Unit 6 Lahendong. Pelaksanaan Turn Around PLTP Unit 5 dan Unit 6 yang ditargetkan dapat dilaksanakan selama 21 hari untuk masing-masing unit PLTP ternyata sukses dilaksanakan hanya dalam jangka waktu 18 hari untuk masing-masing unit PLTP.
Startup PLTP Unit 5 telah dilaksanakan pada 19 Februari 2022 sedangkan startup PLTP Unit 6 berhasil dilakukan pada 07 Maret 2022. Saat ini PLTP Unit 5 dan Unit 6 berkapasitas 2 x 20 MW telah beroperasi penuh kembali untuk mensuplai pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
“Komitmen kami dalam Turn Around ini adalah untuk melaksanakannya sesuai target Turn Around Excellent, yaitu tidak ada accident, kualitas terbaik, tepat waktu, dan tepat biaya," jelas General Manager PGE Area Lahendong, Ahmad Yani, pada agenda startup PLTP Unit 6 lalu.
Perlu diketahui, kegiatan Turn Around merupakan perawatan berkala PLTP secara menyeluruh yang bertujuan untuk menjaga performa produksi ke depan dan dilaksanakan secara berkala setiap 4 tahunnya. Hal ini juga dilakukan dengan komitmen penuh terhadap HSSE Golden Rules serta protokol COVID-19 untuk menjamin aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan.
Turn Around PLTP Unit 5 dan 6 melibatkan 338 tenaga kerja baik dari luar lokasi kerja maupun tenaga lokal sekitar lokasi sebagai upaya pelibatan tenaga kerja lokal di Minahasa. Hal inilah yang menjadi tantangan pelaksanaan Turn Around dengan pelibatan jumlah tenaga kerja, durasi waktu selama 24 jam nonstop serta di tengah pandemi covid-19.
General Manager PGE Area Lahendong Ahmad Yani menambahkan, kesuksesan Turn Around ini selain berkat komitmen tinggi dari para Perwira PGE juga karena dukungan para stakeholders sekitar seperti pemerintahan setempat hingga satgas COVID-19 yang turut mengawal dan membantu kelancaran kegiatan Turn Around ini.
“Kami mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya untuk seluruh pihak yang telah berpartisipasi aktif mendukung kegiatan kami di Minahasa ini sehingga sinergi antara PGE, Kontraktor serta Pemerintah dapat terwujud selama kegiatan Turn Around” pungkasnya.
PGE terus berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE. Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.
Selain itu, pengembangan penyediaan energi panas bumi yang dilakukan PGE juga wujud dukungan dan komitmen PGE dalam mencapai pembangunan berkelanjutan khususnya goal ke 7 (energi bersih dan terjangkau), 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), 13 (penanganan perubahan iklim), dan 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals).
Saat ini PGE Area Lahendong dengan kapasitas pembangkitan sebesar 120 MW telah menopang kurang lebih 28% kebutuhan listrik masyarakat di Sulawesi Utara dan Gorontalo dari sumber energi ramah lingkungan yaitu energi panas bumi atau geothermal. Indonesia sendiri saat ini berada pada peringkat kedua pengembangan panas bumi di dunia dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.276 MW, dan kontribusi dari Wilayah Kerja PGE sebesar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri dan 1.205 MW yang dilaksanakan melalui Kontrak Operasi Bersama.