PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) kembali menegaskan komitmennya untuk mengembangkan energi panas bumi secara berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pada Kamis (19/9), PGE turut hadir pada Festival Collaboration for Sustainability yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Kawasan Bukit Menoreh, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Kegiatan ini bertujuan untuk merilis hasil-hasil penanaman dalam rangka rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dilakukan oleh para pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (P2KH) dengan menunjukkan output dan outcome dalam rangka memperkuat kolaborasi multi pihak untuk Keberlanjutan Reklamasi Hutan dan Rehabilitasi DAS.
Dalam sambutannya, Menteri KLHK diwakili oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Dyah Murtiningsih menyatakan bahwa kegiatan rehabilitasi DAS di kawasan Perbukitan Menoreh merupakan salah satu strategi KLHK untuk menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk mendukung adanya Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Rehabilitasi DAS juga dimaksudkan untuk membuka potensi agrowisata melalui peningkatan penutupan lahan dengan tanaman produktif yang berguna untuk mendukung perbaikan neraca hidrologi Perbukitan Menoreh dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Mewakili PGE, turut hadir General Manager PGE Area Lumut Balai, Catur Hendro Utomo yang menyatakan bahwa kegiatan penanaman rehabilitasi DAS PGE telah memasuki pemeliharaan tahun kedua, dengan jenis tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) yang menghasilkan buah dengan nilai ekonomi tinggi, seperti alpukat, durian, dan manggis. “Dalam melaksanakan rehabilitasi DAS, PGE juga melibatkan dan melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar, sehingga tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, namun secara bersamaan juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar secara berkelanjutan” ungkapnya.
Pada acara ini, PGE juga memperkenalkan inovasi produk ramah lingkungan dari mitra binaannya yaitu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Margo Rukun Bestari Kabupaten Tanggamus. KUPS ini telah memiliki unit usaha pembibitan, demplot madu, dan pertanian organik yang telah menghasilkan 50.000 bibit tanaman per tahunnya. KUPS Margo Rukun Bestari juga telah membentuk permakultur lebah sebagai indikator alami kelestarian ekosistem, mengolah kulit ceri kopi, dan kotoran kambing menjadi pupuk organik.
Dalam kunjungannya ke booth PGE, Dirjen PDASRH, Dyah Murtiningsih, menerima pemaparan langsung terkait upaya rehabilitasi DAS serta program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilaksanakan oleh PGE. Dyah memberikan apresiasi atas komitmen PGE dalam memenuhi kewajiban sebagai pemegang P2KH serta pelaksanaan program TJSL yang mendukung kolaborasi multi pihak untuk keberlanjutan lingkungan. ”Kegiatan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Tanggamus merupakan contoh nyata bagaimana sinergi antara berbagai pihak dapat mendukung keberlanjutan reklamasi hutan dan rehabilitasi DAS. Produk bibit dan pupuk organik yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap keberlanjutan ekosistem dan rehabilitasi hutan,” ungkap Dyah Murtiningsih."
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi menegaskan bahwa PGE terus berkomitmen mengembangkan energi panas bumi secara berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat melalui kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
"Sebagai bagian dari komitmen kami dalam pengembangan energi panas bumi yang berkelanjutan, PGE tidak hanya fokus pada optimalisasi teknologi dan efisiensi operasional, tetapi juga memastikan bahwa setiap inisiatif yang kami lakukan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan, kami yakin dapat menciptakan keseimbangan yang harmonis antara manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan," tutup Julfi.




